Pages

Rabu, 06 Februari 2013

Lima Cara Menurunkan Berat Badan Tanpa Diet

 

Kurangi 3,5 kg tanpa melewatkan makan

Para peneliti di Fred Hutchinson Cancer Research Center di Seattle menghabiskan waktu setahun untuk mengamati kelompok yang terdiri 123 wanita yang mencoba menurunkan berat badan.

Salah satu temuan yang membahagiakan adalah, menjadi lapar tidak memberikan pengaruh apa pun. Orang-orang yang dikabarkan melewatkan makan, berat badannya turun 3,5 kg lebih sedikit dibandingkan mereka yang makan teratur.

“Itu mungkin karena mereka terlalu lapar sehingga makan terlalu banyak setelahnya,” kata peneliti Anne McTiernan, M.D. Teori lainnya menyebutkan bahwa, kebiasaan orang-orang yang melewatkan makan kemungkinan besar adalah orang yang jarang mengatur waktu dan menyiapkan makanan.

Kurangi 2,25 kg dengan menyiapkan makan siang

Sebuah penelitian di Seattle menunjukan, wanita yang membawa makan siang dari rumah, berat badannya turun sebanyak 2,25 kg dibandingkan mereka yang hanya membawa bekal makanan sesekali dalam sepekan.

Restoran cenderung menyajikan makanan yang mengandung lebih banyak kalori dan lemak, dan porsinya terkadang lebih banyak dibandingkan dengan apa yang telah Anda siapkan untuk diri Anda, McTiernan berkata, “Jika makanan yang ditawarkan di resto sangat banyak maka Anda sebaiknya membawa bekal sendiri!”

Kurangi 1,5 kg dengan menimbang berat badan teratur

Jika Anda menggunakan timbangan sebagai alat (jangan terobsesi!), maka mengetahui berat badan bisa membantu Anda mengatur berat sesuai keinginan. Data National Weight Control Registry mencatat, mereka yang rajin mengukur berat badan, beratnya turun 1,5 kg lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang jarang mengukur berat badan. Mengapa? Semakin dini  Anda mengetahui berat badan Anda, maka semakin cepat dan mudah untuk memperbaiki pola makan.

Kurangi 2,5 kg dengan menuliskan apa saja yang telah Anda makan

Aplikasi makanan harian dapat membantu Anda mendapatkan ukuran tubuh yang Anda inginkan. McTiernan dan rekan-rekannya menemukan bahwa wanita yang konsisten terhadap daftar makanannya berat badannya turun sekitar 2,5 kg lebih banyak dibandingkan mereka yang tidak melakukannya. “Ini semua adalah mengenai akuntabilitas,” kata McTiernan. Kita sering menganggap remeh asupan kalori kita, mencatat makanan membuat bisa menyesuaikan asupan kalori yang dibutuhkan.

Kurangi 3,5 kg dengan sedikit keringat

Dalam sebuah penelitian terbaru, para peneliti asal Denmark meminta sebuah kelompok pria yang memiliki kelebihan berat badan untuk berlatih selama setengah jam sehari, dan yang lainnya berlatih dengan durasi waktu dua kali lipatnya.

Setelah tiga bulan, pria yang melakukan latihan selama setengah jam sehari berat badannya turun 3,5 kg, dua kali lipat dibandingkan dibandingkan para pria yang melakukan latihan dengan durasi waktu dua kali lipat. Para ilmuwan menduga, 30 menit adalah waktu yang cukup untuk membakar kalori dan memperbarui metabolisme tubuh tanpa menjadi terlalu lapar atau terlalu haus agar tetap aktif setelah berlatih.

sumber : id.she.yahoo.com

Selasa, 01 Januari 2013

RESUME BAB 11, 12 & 13 (GEORGE BORJAS)



BAB 11
PERSERIKATAN PEKERJA

11.1 Latar Belakang dan Fakta
Gambar 11.1 mengilustrasikan tren dalam keanggotaan serikat pekerja di amerika serikat. Pada tahun 1930 kurang dari 10 persen dari pekerja sipil adalah anggota serikat pekerja. Selama tahun 1930-an, terutama sebagai akibat dari perubahan legislatif Penting dijelaskan di bawah ini, keanggotaan serikat mulai meningkat pesat. Pada awal 1950-an, lebih dari seperempat tenaga kerja sipil adalah anggota serikat pekerja. Tingkat serikat pekerja tetap kira-kira pada level tersebut sampai pertengahan 1960-an, ketika penurunan yang cukup besar dalam keanggotaan serikat pekerja mulai, dengan cepat menurun di tahun 1980an. Pada tahun 2002, hanya 13,3 persen daripekerja sipil yang tergabung dalam serikat pekerja. Fenomena "hilang"nya serikat pekerja bahkan lebih jelas jika kita melihat sebagian kecil dari pekerja yang bergabung pada serikat pekera jadi sektor swasta, hanya 8,6 persen dari pekerja disektor swasta yang sekarang merupakan anggota serikat pekerja.

Gambar 11.1
Sejarah Singkat Serikat pekerja di Amerika Serikat
Sebelum Depresi Besar, sikap sosial dan iklim politik terhadap serikat buruh di Amerika Serikat cukup menguntungkan. Sejumlah pembatasan hukum dan praktek kerja keanggotaan serikat pekerja terus di pantau. Misalnya, dalam keputusan Loewe v Lawlor dari 1908, Mahkamah Agung menguatkan putusan terhadap serikat Hatters' karena serikat telah mengorganisir boikot konsumen terhadap produsen yang tidak mengakui serikat pekerja di Danbury, Connecticut.
Sebelum Depresi Besar publik tidak mendukung serikat pekerja. Pengusaha sering menggunakan "kontrak yellow dog". Di bawah kesepakatan yang baru pada tahun 1930-an, lingkungan hukum berubah dalam memperlakukan serikat pekerja dan pengusaha.
Terdapat 4 hukum publik yang utama :
1. Perjanjian The Norris-LaGuardia pada tahun 1932
2. Perjanjian The National Labor Relations pada tahun 1935
3. Perjanjian The Labor-Management Relations 1947
4. Perjanjian The Labor-Management Reporting and Disclosure 1959

Struktur Serikat Pekerja Amerika
hal ini berguna untuk memikirkan gerakan serikat pekerja dinegara-negara bersatu hari ini sebagai piramida. Piramida teratas adalah AFL-CIO. AFL-CIO adalah feredasi serikat pekerja. Serikat pekerja yang bergabung pada piramida ini meliputi serikat pekerja lokal atau serikat pekerja barang-barang kerajinan. Setiap lapis memainkan peran yang berbeda dalam perundingan bersama. Struktur Organisa siserikat buruh juga bervariasi. Iuran rata-rata anggota serikat pekerja sekitar 1 persen dari setiap pendapatan pekerja tahunanya.

Gambar 11.2
Pada setiap tahun pekerja yang bergabung pada serikat pekerja terus bertambah. 

11.2 Penentuan Keanggotaan Serikat Buruh
Seorang pekerja bergabung pada serikat pekerja jika serikat pekerja menawarkan upah kerja yang lebih tinggi daripada upah yang diterima oleh pekerja tidak bergabung pada serikat pekerja. Kenaikan upah meningkatkan biaya perusahaan, sehingga mungkin ada pemotongan kerja. Jika kurva permintaan perusahaan untuk tenaga kerja inelastis maka pengurangan lapangan kerja kecil (dan sebaliknya). 

Gambar 11.3 Keputusan untuk bergabung dengan serikat buruh
Garis anggaran diberikan oleh AT, dan pekerja memaksimalkan utilitas dititik P oleh jam kerja h*. kenaikan upah buruh yang diusulkan (dari W* ke Wu) menggeser garis anggaran ke BT. Jika pekerja memotong kembali jam kerja ke ho, pekerja yang lebih buruk (utilitas jatuh dari U untuk Uo unit). Jika pekerja memotong kembali jam kerjanya ke h1, pekerja akan merasa lebih baik.
Permintaan untuk dan penawaran bagi keanggotaan serikat pekerja
Secara umum, pekerja lebih cenderung untuk mendukung pembentukan serikat pekerja ketika pengurus serikat pekerja bisa menjanjikan upah yang tinggi dan kerugian kerja kecil. Selain itu, karena ada biaya tambahan untuk bergabung dengan serikat buruh (seperti iuran serikat pekerja), pekerja akan lebih mungkin untuk mendukung serikat ketika biaya-biaya kecil. Faktor-faktor ini menghasilkan "permintaan" untuk serikat pekerja.
Permintaan untuk serikat pekerja bukanlah penentu tunggal tingkat serikat pekerja dipasar tenaga kerja. Kemampuan penyelenggara serikat pekerja untuk memberikan pekerja serikat tergantung pada biaya pengorganisasian tenaga kerja, di lingkungan hukum yang memungkinkan beberapa jenis kegiatan serikat buruh, pada perlawanan manajemen untuk pengenalan perundingan bersama, dan apakah perusahaan adalah membuat sewa yang berlebih yang dapat ditangkap oleh anggota serikat. Kekuatan ini, pada dasarnya, menentukan "penawaran" dari pekerja serikat.

Tabel 11.2
Keanggotaan serikat pekerja untuk karakteristik tertentu tahun 2001
Dari tabel diatas antara laki-laki dan perempuan yang banyak bergabung pada serikat pekerja adalah laki-laki dengan 15,1 %. Sementara dari sektor industri, pekerja yang bekerja pada sektor pemerintah yang banyak bergabung pada serikat pekerja. Sementara dari ras, orang yang berkulit hitam yang banyak bergabung, dan dari jabatan produsen yang banyak bergabung.
11.3 Serikat pekerja Monopoly
Serikat pekerja monopoly adalah sebuah serikat pekerja yang merupakan penjual tunggal tenaga kerja. Model ini menunjukkan beberapa pekerja kehilangan pekerjaan mereka. Serikat pekerja lebih baik bila kurva permintaan tenaga kerja kurang elastis.

Gambar 11.4
Tingkah laku serikat pekerja monopoly
Sebuah serikat monopoli memaksimalkan utilitas dengan memilih titik pada kurva permintaan D yang bersinggungan dengan kurva indiferen serikat pekerja. Serikat buruh menuntut upah sebesar wM dollar dan perusahaan memotong tenaga kerja ke Em (dari tingkat upah yang kompetitif w*). Jika kurva permintaan ini inelastis (seperti dalam D¢), serikat pekerja bisa menuntut upah yang lebih tinggi dan mendapatkan lebih banyak kepuasan. 

11.4 Aplikasi kebijakan: Serikat pekerja dan alokasi sumber daya
Penting untuk dicatat bahwa solusi upah-kerja yang ditunjukkan oleh model monopoli serikat pekerja tidak efisien karena serikat pekerja mengurangi nilai total kontribusi tenaga kerja terhadap pendapatan nasional. Jika pengusaha bergerak sepanjang kurva permintaan sebagai akibat dari tuntutan serikat pekerja untuk menaikan upahnya, serikat pekerja mengurangi pekerja diperusahaan serikat pekerja dan meningkatkan pekerja diperusahaan non serikat pekerja (asalkan pekerja yang terlantar pindah ke pekerjaan non serikat pekerja). Karenaupah (dan nilai dariproduk marjinal tenaga kerja) berbeda antara dua sektor, serikat pekerja memperkenalkan alokasi inefisiensi dalam perekonomian.

Gambar 11.5
Serikat Pekerja dan Efisiensi Pasar
Dengan tidak adanya serikat, upah kompetitif w* dan pendapatan nasional diberikan oleh jumlah dari daerah ABCD dan  A¢BCD’. Serikat pekerja meningkatkan upah di sektor 1 ke WU. Para pekerja yang terlantar pindah kesektor 2, menurunkan upah non serikat pekerja ke WN. Pendapatan nasional kini diberikan oleh jumlah daerah AEGD dan A¢FGD¢. Misal lokasi tenaga kerja mengurangi pendapatan nasional dengan daerah segitiga EBF.

11.5 Tawar menawar yang efisien
 Perjanjian yang efisien
Perusahaan dan serikat pekerja bisa membuat kesepakatan yang membuat setidaknya satu dari mereka lebih baik tanpa membuat yang lain lebih buruk. Kurva kontrak yang efisien terletak di sebelah kanan kurva permintaan tenaga kerja. Kontrak efisien menyiratkan serikat pekerja dan pengusaha atas upah lebih dan jumlah pekerja.

Gambar 11.6
Kurva permintaan dan kurva iso prosit perusahaan
Jika upah sebeser Wo maka profit maksimisasi perusahaan (pada pendapatan 100.000 dolar jika menggunakan 100 pekerja. Jika pengusaha ingin menggunakan 50 pekerja dan mempertahankan Profit yang konstan ia harus mengurangi upah. Dengan cara yang sama, jika pengusaha ingin menggunakan 150 pekerja dan mempertahankan profit yang konstant dia juga harus mengurangi upah. Kurva isoprofit, oleh karena itu, mempunyai bentuk U terbalik. Menurunkan kurva isoprofit akan menghasilkan profit yang lebih.

Gambar 11.7
Perjanjian efisiensi dan kurva perjanjian
Pada upah kompetitif W*, pengusaha mempekerjakan pekerja sebesar E*. Sebuah serikat pekerja monopoly menggerakan perusahaan ke titik M, menuntut upah sebesar WM. Keduanya, serikat pekerja dan perusahaan akan lebih baik dengan bergerak dikurva permintaan. Pada titik R, serikat pekerja lebih baik, dan perusahaan tidak lebih buruk pada titik M. Pada titik Q, majikan lebih baik, tetapi serikat pekerja tidak lebih buruk. Jika peluang tawar-menawar semua antara kedua belah pihak telah habis, serikat dan perusahaan setuju untuk kombinasi upah-kerja pada kurva kontrak PZ.

Memperkerjakan lebih banyak buruh daripada yang di perlukan (Featherbedding)
Featherbedding terjadi ketika kontrak kerja membutuhkan Kelebihan pegawai. Praktek Featherbedding dinegosiasikan untuk "membuat pekerjaan" untuk staf tambahan.

Kontrak yang sangat efisien
Jika kurva kontrak adalah vertikal, kesepakatan yang dibuat antara serikat pekerja dan perusahaan sangat efisien karena perusahaan serikat pekerja mempekerjakan tingkat kompetitif kerja. Istihan ini, bukan berarti alokasi efisiensi tapi dibawah kontrak efisiensi yang kuat perusahaan pempekerjakan jumlah tenaga kerja yang “sebenarnya”.

Gambar 11.8
Kontrak yang sangat efisien: kurva kontrak vertikal
Jika kurva kontrak PZ adalah vertikal, perusahaan akan mempekerjakan pekerja dangan jumlah yang sama dengan yang akan di pekerjakan jika tidak ada serikat pekerja. Serikat pekerja dan perusahaan membelah kurva dengan ukuran sama saat merekabergerak ke atasdan ke bawahkurva kontrak. Pada titik P, majikan menyimpan semua harga sewa, pada titik Z, serikat mendapatkan semua sewa. Kontrak pada kurva kontrak vertikal disebut kontrak sangat efisien.

Bukti tentang Kontrak Efisien
Studi empiris telah menemukan bahwa upah-kerja di perusahaan hasil serikat pekerja TIDAK terletak pada kurva permintaan tenaga kerja. Ada ketidaksepakatan mengenai apakah kurva kontraka dalah vertikal.

11.6 Pemogokan
Pemogokan terjadi bila tidak ada pihak yang bersedia memberikan di saat negosiasi. Karena pemogokan mengeluarkan biaya, mereka mengecilkan jumlah sewa di mana para pihak bernegosiasi. Ketika pihak memiliki informasi yang baik tentang biaya dan hasil kemungkinan pemogokan, maka tidak masuk akal untuk melakukan pemogokan. Fakta bahwa pemogokan tidak rasional terjadi dikenal sebagai Paradoks Hicks.

Pemogokan dan informasi asimertik
Beberapa berpendapat bahwa pemogokan terjadi karena pekerja tidak mendapat informasi tentang status keuangan perusahaan. Karena serikat pekerja akan mengalami kerugian selama pemogokan, maka itu akan mengurangi tuntutan sepanjang durasi pemogokan. Sebuah perusahaan tahu bahwa serikatakan mencukupkan permintaannya dari waktu ke waktu. Sebuah perusahaan menimbulkan biaya-biaya selama pemogokan, sehingga akan memilih durasi pemogokan yang dapat memaksimalkan nilai sekarang dari keuntungan.

Gambar 11.9
Paradox Hicks :Pemogokan tidak menghasilkan Pareto Optimal
Perusahaan membuat tawaran pada titik RF, menjaga $75 dan memberikan serikat pekerja $ 25. Serikat pekerja menginginkan titik RU, mendapatkan $ 75 untuk anggotanya dan memberikan perusahaan $25. Para pihak tidak mencapai kesepakatan dan pemogokan terjadi. Pemogokan ini mengeluarkan biaya, dan penyelesaian pasca pemogokan terjadi pada titik S, masing-masing pihak menerima $40. Kedua belah pihak bisa setuju untuk penyelesaian pemogokan pada titik R*, dan kedua belah pihak akan menjadi lebih baik.

Gambar 11.10
Durasi optimal dari pemogokan
Serikat pekerja akan meminta kenaikan upah mereka dan memperpanjang pemogokan, menghasilkan kurva serikat pekerja yang melawan miring ke bawah. Pengusaha memilih titik pada kurva serikat pekerja yang melawan yang menempatkan dia dikurva isoprofit terendah (sehingga memaksimalkan keuntungan). Hal ini terjadi pada titik P, pemogokan berlangsung periode t dan penyelesaian upah pasca pemogokan adalah Wt.

11.7 Pengaruh upah serikat pekerja

Kita tidak bisa dengan mudah menghitung efek pada upah, karena kita sering tidak tahu apa yang akan seorang pekerja dapatkan di luar bergabung dengan serikat pekerja. Kita cenderung bergantung pada perhitungan kesenjangan upah buruh, persentase perbedaan antara upah serikat buruh dengan non serikat buruh.

Ancaman dan Efek Spillover
Keberadaan sektor serikat pekerja memiliki dua efek pada sektor non serikat pekerja. Efek Ancaman melibatkan perusahaan non serikat pekerja menawarkan upah yang lebih tinggi untuk mengurangi insentif pekerja untuk berserikat. Efeks pillover terjadi ketikapara penganggur di sektor serikat pekerja memasuki sektor non serikat pekerja, sehingga meningkatkan pasokan tenaga kerja dan penurunan upah.

Serikat pekerja dan Penyebaran Upah
Penyebaran upah di sektor serikat pekerja adalah 25 persen lebih kecil dari penyebaran dari upah di sektor non serikat pekerja. Perusahaan serikat pekerja menawarkan hasil yang lebih rendah untuk s pendidikan dibandingkan perusahaan non serikat pekerja. Serikat pekerja meratakan penghasilan berapapun usia pekerja.

11.8 Hipotesis Exit-Voice
Serikat pekerja memberikan pilihan untuk menyuarakan masalah melalui prosedur keluhan formal,bukannya keluar perusahaan ketika mereka tidak bahagia. Hal ini menyiratkan bahwa perpindahan karyawan harus lebih rendah di perusahaan berserikat. Seperti penurunan perputaran tenaga kerja, produktivitas pekerja meningkat Laba naik, tapi ini tidak cukup untuk menutupi biaya tenaga kerja yang meningkat.
 
BAB 12
UPAH INSENTIF

12.1 Sistem Upah: Penambahan Upah
Tingkat penambahan yang digunakan oleh perusahaan saat itu murah untuk memantau output dari pekerja. Sistem kompensasi tingkat penambahan upah menarik pekerja yang paling mampu dan mendatangkan usaha tingkat tinggi dari pada pekerja. Pekerjadi perusahaan-perusahaan, bagaimanapun, mungkin menekankan kuantitas atas kualitas, dan mungkin tidak menyukai kemungkinan bahwa pendapatan berfluktuasi secara signifikan dari waktu ke waktu.

Gambar 12.1
Alokasi tingkat penambahan upah pekerja.
Jika tingkat penambahan upah sebesar r dolar, maka pendapatan marjinal dari unit tambahan output sama dengan r. Pekerja tidak mendapatkan tambahan kepuasan dari memproduksi output, seperti yang di tunjukkan oleh kurva usaha marginal cost yang miring ke atas. Tingkat usaha yang dipilih oleh pekerja yang mempeoleh tambahan upah menyamakan pendapatan marjinal terhadap biaya marjinal, atau unit q*. Jika itu mudah bagi pekerja yang lebih mampu, untuk mengalokasikan upaya untuk pekerjaan mereka, mereka menghadapi kurva biaya marjinal lebih rendahdan menghasilkan output yang lebih banyak.

Penambahan waktu bekerja
Tingkat waktu yang digunakan oleh perusahaan saat itu mahal atau tidak mungkin untuk memantau output pekerja.

Gambar 12.2
Usaha dan kemampuan pekerja pada penambahan upah dan waktu bekerja
Semua bekerja, tanpa memandang kemampuan mereka, mengalokasikan tingkat usaha minimal yang sama ke tingkat waktu pekerja. Karena pekerja yang lebih mampu merasa lebih mudah untuk mengalokasikan usaha, mereka akan mengalokasikan lebih banyak usaha untuk penambahan upah dan akan memiliki penghasilan dan kepuasan yang lebih tinggi. Pekerja dengan kemampuan  menghasilkan output lebih dari q* lebih memilih menaikkan produkivitas kerjanya daripada menambah waktu bekerja.

12.2 Pertandingan (tournaments)
Beberapa promosi penghargaan perusahaan berdasar pada peringkat relatif dari pekerja. Sebuah turnamen dapat digunakan ketikal ebih murah untuk mengamati peringkat relatif pekerja daripada tingkat absolut produktivitas pekerja. Pekerja mengalokasikan lebih banyak usaha untuk perusahaan saat perusahaan memberiakan hadiah. Sebuah hadiah besar bagaimanapun, juga menciptakan insentif bagi pekerja untuk menyabot upaya kerja pekerja lain.

Gambar 12.3
Alokasi upaya dalam Turnamen
Kurva biaya marjinal memberikan "rasa sakit" dari mengalokasikan unit tambahan dari upaya untuk turnamen. Jika penyebaran hadiah antara tempat pertama dan kedua adalah besar, pendapatan marjinal untuk unit tambahan usaha sangat tinggi (MRHIGH) dan pekerja mengalokasikan banyak upaya untuk turnamen.
12.3 Aplikasi kebijakan: Kompensasi CEO
Ada korelasi positif antara kompensasi CEO dan kinerja perusahaan, tetapi korelasinya lemah. Hal ini tidak mungkin, karena itu, bahwa CEO memiliki "hak" insentif untuk mengambil tindakan-tindakan yang hanya menguntungkan pemilik perusahaan.
12.4 Insentif kerja dan kompensasin yang tertunda
Profil pendapatan menutut usaha miring ke atas mungkin timbul karena menunda kompensasi pekerja sampai nanti dalam siklus hidup mendorong mereka untuk mengalokasikan lebih banyak usaha untuk perusahaan. Kontrak kompensasi yang tertunda-juga menyiratkan bahwa di beberapa titik di masa depan kontrak harus dihentikan, sehingga menjelaskan keberadaan pensiun wajib dipasar tenaga kerja

Gambar 12.4
Perbedaan antara Upah yang konstan dan pendapatan menutut usia yang miring kebawah
Jika perusahaan bisa memantau pekerja dengan mudah, ia akan dibayar berdasarkan nilai konstan dari marginal ppoduknya (MP) selama siklus hidupnya.Jika sulit untuk memantau output,pekerjaakan melalaikan pekerjaannya. Kurva AC menggambarkan pekerja yang enggan melalaikan pekerjaannya. Pekerja dibayar kurang dari nilai mereka dari produk marjinal selama beberapa tahun pertama di tempat kerja, tapi di tahun berikutnya pekerja di bayar lebih. Jadi, lama bekerja menentukan upah seorang pekerja.

12.5 Upah yang efisien
Beberapa perusahaan mungkin ingin membayar upah di atas upah yang kompetitif dalam rangka untuk memotivasi tenaga kerja untuk menjadi lebih produktif. Upah Efisiensi diatur sedemikian rupa sehingga elastisitas output terhadap upah adalah sama dengan 1. Upah yang efisien membuat beberapa pekerja terpaksa menganggur. 

Gambar 12.5
Penentu Upah yang efisien
Kurva total produk menunjukkan bagaimana output perusahaan tergantung pada upah perusahaan membayar pekerjanya. Upah efisiensi diberikan oleh titik X, di mana produk marjinal dari upah (kemiringan kurva total produk) sama dengan upah produk rata-rata (kemiringan garis dari titik asal). Upah Efisiensi memaksimalkan keuntungan perusahaan.

BAB 13
PENGANGGURAN

Ketika semakin banyak orang yang dikeluarkan dari pekerjaan hasilnya adalah pengangguran,. (Calvin coolidge: 1937)
Mengapa sebagian orang adalah pengangguran? Ini merupakan pertanyaan mendasar yang menimbulkan beberapa masalah paling sulit di bidang ekonomi. Sebagaimana telah kita lihat, keseimbangan menyamakan pasokan pekerja dengan permintaan untuk pekerja. Upah ekuilibrium membersihkan pasar, dans emua orang yang mencari pekerjaan dapat menemukan pekerjaan.
Meskipun implikasi keseimbangan, pengangguran bisa menjadi fenomena yang meluas di beberapa pasar tenaga kerja. Meskipun tingkat pengangguran di Amerika Serikat telah relatif rendah dalam beberapa tahun terakhir (5,8 % pada tahun 2002), tetapi masih sangat besar di negara-negara Eropa, 8,8% di Parancis,  10,4% di Jerman,  dan 9,5% di Italy. Selain itu, musim pengangguran dapat berlangsung untuk waktu yang sangat lama. 18% pengagguran di Amerika Serikat menganggur dalam waktu lebih dari 27 minggu. Sulit untuk memahami keberadaan pengangguran dalam hal model penawaran dan permintaan kecuali : (I) perusahaan membayar upah yang berada di atas tingkat ekuilibrium dana da kelebihan penawaran tenaga kerja dan (2) upahyang"tetap" dan tidak dapat didorong ketingkat ekuilibrium.

  
13.1 Pengangguran di Amerika Serikat
Meskipun tingkat pengangguran di Amerika Serikat meningkat ke atas antara tahun 1960 dan 1990, ekspansi ekonomi dari tahun 1990-an mengurangi tingkat pengangguran secara substansial.

Gambar 13.1
Pengangguran di Amerika Serikat 1900-2002
Terjadi peningkatan pengangguran di tahun 1930 dan kemudian tingkat pengangguran berangsur-angsur turun. 

Gambar 13.2
Tingkat pengangguran karena pendidikan 1970-2002
Tingkat pengangguran seseorang lulusan perguruan tinggi lebih rendah di bandingkan lulusan SMA atau yang tidak tamat SMA. Tingkat pengangguran yang paling tinggi adalah yang tidak tamat SMA.

Tabel 13.1
Tingkat pengangguran tahun 2001, di lihat dari faktor demografi dan industri
Dilihat dari usia, maka usia 16-19 lah yang banyak menganggur. Hal ini karena pada usia demikian banyak yang masih bersekolah.  Dilihat dari faktor ras, maka kulit hitam yang paling tinggi tingkat penganggurannya. Dilihat dari jenis kelamin maka laki-laki yang paling tinggi hal ini karena sebagian besar wanita memilih menjadi Ibu rumah tangga. Sedangkan di sektor indusrti, sektor pertanian lah yang paling tinggi tingkat penganggurannya.

Gambar 13.4
Pangangguran di lihat dari lamanya manganggur
Di lihat pada grafik di atas maka pengangguran yang di bawah 5 minggu merupakan persentase pengangguran yang paling tinggi. Sedangkan yang paling rendah adalah pengangguran di atas 26 minggu. Hal ii baik bagi perekonomian karena lamanya menganggur hanya sedikit, seseorang akan cepat menemukan pekerjaaj baru setelah menganggur selama 5 minggu.

Gambar 13.5
Tren ketentuan tingkat pengangguran, 1994-2002
Tingkat pengangguran kantoran lebih rendah karena pekerja kentoran biasanya banyak. Sedangkan penganguran kantoran di tambah penggangguran secare garis besar lebih tinggi tingkat pengangurannya. Dan tinggat pengangguran kantoran di tambah pengangguran secara garis besar dan pekerja part time yang didapatkan dari pekerjaan full time jauh lebih tinggi tingkat penganggurannya.

13.2 Tipe pengangguran
Pengangguran friksional
Bahkan ekonomi yang berfungsi dengan baik akan mengalami pengangguran friksional karena beberapa pekerja mau tidak mau akan berada “di antara” pekerjaannya. Pengangguran friksional muncul karena kedua pekerja dan perusahaan membutuhkan waktu untuk menemukan satu sama lain.

Pengangguran Struktural
Pengangguran struktural muncul ketika ada ketidak seimbangan antara pasokan tenaga kerja dan permintaan untuk pekerja. Pengangguran struktural masih bisa timbul jika orang yang mencari pekerjaan merasa tidak "cocok" dengan pekerjaan yang tersedia. Setiap saat, beberapa sektor ekonomi tumbuh dan sektor lainnya menurun

13.3 Tingkat Pengangguran Stady State
Arus pekerja yang masuk dan keluar dari pasar tenaga kerja menghasilkan beberapa pengangguran Sangat mudah untuk menghitung tingkat kondisi mapan pengangguran. tingkat pengangguran yang akan diamati dalam jangka panjang sebagai akibat dari arus tenaga kerja. Sebagai contoh, misalnya seorang pekerja dapat memilih bekerja atau menganggur. Pada kenyataannya, beberapa orang jaga akan berada di sektor non pasar. Gambar 13.6 menggambarkan arus kerja dalam perekonomian di mana pekerja lebih baik bekerja atau menganggur.

 Gambar 13. 6
Arus antara tenaga kerja dan pengangguran
Misalkan seseorang adalah baik bekerja atau menganggur. Pada setiap titik waktu, beberapa pekerja kehilangan pekerjaan mereka dan pekerja pengangguran mendapatkan pekerjaan. Jika probabilitas kehilangan pekerjaan sama dengan l,maka l x E adalah tingkat kehilangan pekerjaan. Jika probabilitas mendapatkan pekerjaan baru adalah sana dengan h, maka h x U adalah tinggat pendapatkan pekerjaan baru.

Lamanya menganggur
Misalkan ada 100 pekerja menganggur dalam perekonomian, dan bahwa 99 dari para pekerja ini berada dalam masa pengangguran yang berlangsung hanya satu minggu. Pekerja yang tersisa, bagaimanapun juga, adalah dalam masa pengangguran yang berlangsung selama 101 minggu. Masa menganggur sebagian besar pengangguran dalam perekonomian ini kemudian adalah masa menganggur jangka pendek, karena kebanyakan pekerja menganggur tidak bekerja hanya untuk satu minggu. Pada saat yang sama, bagaimanapun juga, ada total 200 minggu pengangguran dalam perekonomian ini (99 minggu untuk setiap pekerja dengan masa satu minggu, ditambah 10,1 minggu untuk pekerja dengan masa yang panjang). Sebagian besar waktu yang dihabiskan untuk menganggur, karena itu, adalah disebabkan oleh seorang pekerja tunggal(101/200.)

13.4 Pencarian pekerjaan
Distribusi Penawaran Upah
Untuk menyederhanakan analisis, kami mengasumsikan bahwa pekerja menganggur hanya karena melakukan kegiatan pencarian. Pekerja mungkin terus mencari pekerjaan yang lebih baik bahkan setelah mereka menerima tawaran pekerjaan tertentu. Namun, lebih mudah untuk menganalisis implikasi utama dari model pencarian jika kita membatasi perhatian kita pada para penganggur. Distribusi menawarkan upah memberikan distribusi frekuensi yang menggambarkan berbagai penawaran yang tersedia untuk pekerja menganggur dalam pasar tenaga kerja.

Gambar 13.8
Distribusi Penawaran Upah
Distribusi menawarkan upah memberikan distribusi frekuensi tawaran pekerjaan potensial. Seorang pekerja yang diberikan bisa mendapatkan bayaran pekerjaan di mana saja dari $5 sampai $25 perjam.

Upah Asking
Upah Asking adalah upah ambang batas yang menentukan apakah pekerja menganggur menerima atau menolak penawaran pekerjaan yang masuk.

Gambar 13.9
Faktor penentu upah Asking
Kurva marjinal revenue menggambarkan keuntungan dari pencarian tambahan. Kurva ini miring ke bawah. Kurva marjinal cost menggambarkan biaya pencarian tambahan. Kurva ini miring ke atas karena semakin baik tawarkan pekerjaan  sebelumnya, semakin besar opportunity cost akibat adanya pencarian tambahan. Upah asking menyamakan pendapatan marjinal dan biaya marjinal pencarian.

Gambar 13.10
Discount Rate, Asuransi pengangguran dank upah asking
“Orientasi sekarang “ pekerja memiliki tingkat diskonto yang tinggi dan memiliki kekurang untuk memperoleh hasil dari pencarian tambahan. Maka kurva marjinal revenue bergeser ke MR1 dan upah asking turun. Tunjangan asuransi pengangguran mengurangi biaya marjinal dari pencarian dan menggeser kurva biaya marjinal ke MC1. Penurunan biaya pencarian meningkatkan upah asking.

13.5 Aplikasi kebijakan: Kompensasi Pengangguran
Asuransi pengangguran
Asuransi pengangguran memperpanjang durasi masa pengangguran dan meningkatkan kemungkinan bahwa pekerja akan diberhentikan sementara.

Gambar 13.12
Pendanaan Sistem UI: Penilaian Pengalaman tidak sempurna
Jika perusahaan memiliki PHK sangat sedikit (di bawah ambang batas l0), perusahaan ini menaksir tarif pajak yang sangat rendah untuk mendanai sistem UI. Jika perusahaan telah memiliki banyak PHK di masa lalu (di atas ambang batas I1), perusahaan menaksir tarif  pajak, tetapi tarif pajak ini berada  pada T max.

13.6 Hipotesis Substitusi Antar waktu
Hipotesis substitusi antar waktu berpendapat bahwa pergeseran besar dalam pasokan tenaga kerja diamati selama siklus bisnis mungkin merupakan hasil dari pekerja merealokasi waktu mereka sehingga murah untuk meniknati waktu luang pada saat itu (yaitu, selama resesi).

13.7 Hipotesis Pergeseran Sektoral
Hipotesis pergeseran sektoral berpendapat bahwa pengangguran struktural muncul karena keterampilan pekerja tidak dapat dengan mudah ditransfer antar sektor.Keterampilan pekerja yang diberhentikan dari industri menurun harus di asah kembali sebelum mereka dapat menemukan pekerjaan diindustri yang sedang tumbuh.

13.8 Efisiensi Upah
Seperti yang kita lihat dalam bab terakhir, ketika perusahaan merasa mahal untuk memantau output pekerja, mereka mungkin menggunakan upah efisiensi untuk  "membeli" upaya kerja pekerja. Karena perusahaan membayar upah di atas pasar, efisiensi model upah menghasilkan pengangguran paksaan. Tidak ada tekanan pada perusahaan untuk menurunkan upah karena upah efisiensi adalah upah yang memaksimalkan keuntungan, jika perusahaan menurunkan upah, perusahaan akan mengalami kerugian yang disebabkan oleh produktivitas pekerja yang lalai.

Gambar 13.13
Faktor penentu efisiensi Upah
Jika kelalaian tidak menjadi masalah, keseimbangan pasar terjadi jika upah w* (di mana pasokan S sama dengan permintaannya D). Jika pemantauan mahal, ancaman pengangguran dapat menjaga pekerjanya adalah sejalan. Jika pengangguran tinggi (titik F), perusahaan dapat menarik pekerja yang tidakakan melalaikan pekerjaannya dengan upah yang sangat rendah. Jika pengangguran rendah  (titik G), perusahaan harus membayar upah yang sangat tinggi untuk memastikan bahwa pekerja tidak melalaikan pekerjaaannya. Upah efisiensi Wns di berikan oleh perpotongan antara kurva penawaran no-shirking (tidak melalaikan) Ns dan kurva permintaan.
Efisiensi upah dan Pengangguran
Efisiensi upah timbul ketika sulit untuk memonitor output pekerja. Upah efisiensi di atas-pasar menghasilkan pengangguran tanpa di sengaja.

Gambar 13.14
Dampak dari Kontraksi Ekonomi pada Efisiensi Upah
Penurunan permintaan output menggeser kurva permintaan tenaga kerja dari D0 ke D1. Upah kompetitif jatuh. Jika perusahaan membayar upah efisiensi, kontraksi dalam permintaan juga mengurangi upah efisiensi tetapi dengan jumlah yang lebih kecil.

Gambar 13.15
Kurva Upah: Hubungan Antara Tingkat Upah dan Pengangguran Di Daerah
Wilayah geografis (seperti B) yang menawarkan tingkat upah yang lebih tinggi juga cenderung memiliki tingkat pengangguran yang lebih rendah. Sementara di wilayah A tingkat pengangguran tinggi karena upah yang di tawarkan relatif lebih kecil.

13.9 kontrak Implied
Teori kontrak implisit menyatakan bahwa pekerja lebih memilih kontrak kerja di mana pendapatan yang relatif stabil selama siklus bisnis, bahkan jika kontrak tersebut menyiratkan pengurangan jam kerja selama resesi.

13.10 Aplikasi Kebijakan: Kurva Phillip
Kurva Phillip miring ke bawah hanya berlaku dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang, tidak ada trade-off antara inflasi dan pengangguran.

Gambar 13.16
Kurva Phillip
Kurva Phillips menggambarkan korelasi negatif antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran. Kurva ini menunjukkan bahwa perekonomian menghadapi trade-off antara inflasi dan pengangguran.

Tingkat Pengangguran Alami

Pada saat yang sama bahwa pengalaman inflasi dan pengangguran tahun 1970-anmenghancurkan gagasan tentang kurva Phillips yang stabil, beberapa ekonom mulai berdebat bahwa jangka panjang trade-off antara inflasi dan pengangguran tidak teoritis. Sebaliknya, mereka berpendapat, teori ekonomi menyiratkan bahwa kurva Phillips jangka panjang harus vertikal. Dengan kata lain, terdapat tingkat keseimbangan pengangguran, yang sekarang disebut sebagai tingkat pengangguran alamiah, yang berlangsung terlepas dari tingkat inflasi.

Gambar 13.18
Kurva phillip jangka pendek dan jangka panjang
Ekonomi awalnya di titik A, tidak ada inflasi dan tingkat pengangguran 5 persen. Jika kebijakan moneter meningkatkan tingkat inflasi hingga 7 persen, pencari kerja tiba-tiba akan menemukan banyak pekerjaan yang memenuhi upah reservasi mereka dan tingkat pengangguran jatuh dalam jangka pendek, menggerakkan ekonomi ke titik B. Seiring waktu, pekerja menyadari bahwa tingkat inflasi yang lebih tinggi dan akan menyesuaikan upah reservasi mereka ke atas, ekonomi kembali ke titik C. Dalam jangka panjang, tingkat pengangguran masih 5 persen, tapi sekarang ada tingkat yang lebih tinggi dari inflasi. Dalam jangka panjang, oleh karena itu,tidak ada trade-off antara inflasi dan pengangguran.

13.11 Aplikasi Kebijakan: Mengapa di Eropa Tingkat pengangguran Tinggi?

Pengangguran di Eropa merupakan kombinasi dari asuransi tunjangan pengangguran yang tinggi, Pembatasan perlundungan kerja, dan kekakuan upah. mungkin laporan untuk tingkat pengangguran yang tinggi diamati di Eropa pada tahun 1980-an dan 1990-an.